
Petani menerima kompensasi dari Belanda dengan tarif tetap, tidak termasuk nilai barang di pasar internasional. Pejabat Belanda dan Jawa menemukan lebih banyak dalam pembebasan rumah mereka, mempromosikan intervensi yang lebih tinggi dan pengendalian diri. Terlepas dari persatuan budaya dan kerja paksa, rasa hormat Raffles terhadap tanah terus berlanjut! Layanan ini telah menyebabkan tekanan keuangan. Dari tahun 1832 hingga 1852. Sekitar 19 persen pendapatan Kerajaan Belanda berasal dari daerah jajahan Jawa. Dari tahun 1860 hingga 1866, jumlah itu naik menjadi 33 persen.
Pertama, sistem budaya tidak dikendalikan oleh pemerintah Belanda saja. Pedagang Jawa, Eropa dan Cina memainkan peran utama. Namun, setelah tahun 1850, ketika sistem budaya didirikan, pemerintahan kolonial Belanda memainkan peran penting. Namun, kesepakatan itu juga membuka peluang bagi swasta Eropa untuk menguasai Jawa. Sektor swasta terjadi ketika pemerintahan kolonial secara bertahap mentransfer euro ke produk swasta.
Perusahaan Liberal India Timur Belanda
Ada oposisi yang berkembang di Belanda pada sistem budaya dan jalan menuju lebih banyak kebebasan dari masyarakat asing. Pengabaian sistem budaya terjadi karena alasan sosial dan ekonomi. 1870 Gerakan pembebasan Belanda merebut kekuasaan dari parlemen Belanda dan berhasil menghapus isu-isu budaya tertentu, seperti peran pertanian dan kebutuhan untuk menggunakan pertanian dan tenaga kerja untuk menciptakan lapangan kerja.
Gerakan pembebasan ini membuka jalan bagi era baru dalam sejarah Indonesia, yang dikenal sebagai era kemerdekaan (c. 1870-1900). Era kapitalisme swasta ini berdampak buruk pada pemerintahan kolonial India Timur di Belanda. Era kolonial memainkan peran terapeutik yang lebih besar atau kurang dalam hubungan antara pedagang Eropa dan masyarakat pedesaan di Jawa. Sementara kaum liberal mengklaim bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi juga menguntungkan masyarakat lokal, keadaan kelaparan, kekurangan pangan dan petani Jawa yang sakit selama era pembebasan tidak lebih baik dari sistem budaya.
Pembangunan geografis yang luas di Nusantara
Abad ke-19 juga dikenal sebagai periode pembangunan, karena Belanda mempraktekkan pembangunan geografis yang luas di Nusantara. Didorong oleh ideologi imperialis baru, negara-negara Eropa mencari koloni di luar benua Eropa karena alasan ekonomi dan kondisi ekonomi. Salah satu alasan utama Belanda untuk memperluas portofolio mereka – selain menghasilkan uang – adalah karena negara-negara Eropa lainnya tidak memiliki bagian dari wilayah tersebut. Pertempuran paling terkenal (dan perang terpanjang antara Jerman dan penduduk) selama perkembangan Belanda di abad ini adalah Pertempuran Aceh, yang dimulai pada tahun 1873. Dan itu berlanjut hingga tahun 1913, lebih dari 100.000 orang terbunuh. Namun, Belanda tidak mempertahankan seluruh kekuasaan Aceh. Selain itu, aliansi politik antara Jawa dan kepulauan lain dicapai (sebagian besar) pada abad kedua puluh.
Etika dan Nasionalisme Indonesia
Ketika Perusahaan Hindia Timur Belanda hari ini mulai menyerupai Indonesia, Ratu Wilhelmina dari Belgia pada tahun 1901. Dia telah mengumumkan kebijakan pembuatan kebijakan baru yang akan berlaku di Hindia Belanda. Kebijakan etis (penerimaan utang Belanda di Nusantara) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Tujuan ini dapat dicapai dengan campur tangan langsung dalam teknologi kehidupan (ekonomi), yang diterbitkan di bawah slogan “irigasi, pendidikan dan migrasi”. Namun, pendekatan baru ini belum menunjukkan kemajuan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat adat.
Tapi yang paling penting adalah moralitas. Sektor pendidikan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan nasionalisme Indonesia dengan memberikan sumber daya intelektual kepada rakyat Indonesia untuk merampingkan dan membalikkan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial. Kebijakan etis ini memberikan sistem pendidikan, yang merupakan bagian kecil dari elit Indonesia, kesempatan untuk memahami pandangan politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi. Ini adalah pertama kalinya pengetahuan nasional masyarakat adat mulai tumbuh sebagai “Indonesia”. 1908 Mahasiswa membentuk gerakan Budi Utomo, partai politik pertama di Jakarta. Peristiwa ini dianggap sebagai lahirnya kewarganegaraan Indonesia.