Sejarah Sulawesi Selatan 1669 Dari Perang Makassar Hingga Kesepakatan Bongaya

Sejarah Sulawesi Selatan 1669 Dari Perang Makassar Hingga Kesepakatan BongayaHari lahir Sulawesi Selatan ditetapkan pada 19 Oktober 1669. Tanggal yang diperingati sebagai hari lahir ini merupakan hasil rumusan berdasarkan berbagai peristiwa sejarah di Sulawesi Selatan, seperti Perang Makassar dan Perang Bongo.

Berbeda dengan provinsi lain di Pulau Sulawesi yang jumlahnya masih belasan, Sulsel tahun ini merayakan hari jadinya yang ke-353. Karena umur panjang tidak berdasarkan hukum pembentukan provinsi Sulawesi Selatan.

Pakar sejarah Makassar Dr Abd Rahman Hamid bahwa sejarah Sulawesi Selatan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan tanggal tersebut dikaitkan dengan Perang Makassar dan Perjanjian Bongai. Peristiwa yang sama terjadi pada tahun 1669.

Inisiatif ini dilakukan untuk meningkatkan kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap identitas dalam hal persatuan dan kesatuan untuk pembangunan nasional di Sulawesi Selatan selanjutnya.

Gagasan ini kemudian diperkuat dengan studi banding di berbagai daerah. Tudang Sipulung kemudian diselenggarakan sebagai seminar pada tanggal 18 dan 19 Juli 1995 di Balai Percontohan Kantor Gubernur.

Tudang Sipula mempertemukan perwakilan kaum intelektual, tokoh masyarakat, sesepuh, pimpinan daerah Tingkat I dan II, serta berbagai tokoh daerah, pimpinan organisasi politik dan pemuda dari Sulawesi Selatan.

Seminar tersebut terdiri dari 19 keynote speech dan keynote speech oleh Gubernur Daerah Tingkat Satu Sulawesi Selatan. Juga, beberapa dokumen donasi dan surat-surat lain dari berbagai elemen terungkap.

Akibatnya, lokakarya tersebut menerima beberapa permintaan dari berbagai kelompok, yang dipertimbangkan dalam diskusi oleh para ilmuwan yang berbeda. Forum ini juga memutuskan rekomendasi berupa 5 draft usulan Gubernur Tingkat I Sulsel berdasarkan puncak peristiwa sejarah di Sulsel yang layak dan patut diperhatikan.

Usai menerima lima draf proposal, gubernur daerah dan jajarannya melakukan pembahasan mendalam. Berdasarkan pasokan dan momentum peristiwa puncak di Sulawesi Selatan dianggap bernilai sama. Maka diputuskan perlu menggabungkan atau menggabungkan rumus-rumus yang ada menjadi satu rumusan dengan makna simbolis, mirip dengan tanggal 19 Oktober 1669.

Kesepakatan ini kemudian disetujui oleh Gubernur Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dan dituangkan dalam rancangan Peraturan Daerah Sulawesi Selatan. Kemudian mengajukan permohonan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan melalui mekanisme Peraturan DPRD Sulawesi Selatan dan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 1995.

Dalam proses tersebut DPRD Tingkat I Sulawesi Selatan menyetujui dan secara resmi menetapkan tanggal 19 Oktober 1669 sebagai tanggal lahir Sulawesi Selatan. Selanjutnya, Peraturan Daerah Sulawesi Selatan No. 10 Tahun 1995.

“Hari lahir Sulawesi Selatan jatuh pada tanggal sembilan belas Oktober seribu enam ratus enam puluh sembilan. Setiap tahun pada tanggal 19 Oktober rakyat dan pemerintah Sulawesi Selatan tingkat daerah I,” bunyi kutipan Pasal 2 dan 3 Perda Tingkat I No 10 Tahun 1995.

“Menentukan pemilu sebagai hari jadi adalah pilihan subyektif dan politis. Definisi hari jadi didasarkan pada keputusan pemerintah daerah saat itu,” ujar Abd Rahman Hameed.

Sejarah Sulawesi Selatan 1669 Dari Perang Makassar Hingga Kesepakatan Bongaya

Sejarah Sulawesi Selatan Sebelum 19 Oktober 1669

Tanggal yang dikenal sebagai hari jadi Sulawesi Selatan ini memiliki arti dan simbol bagi berbagai peristiwa sejarah di Sulawesi Selatan. Momen bersejarah di Sulawesi Selatan disebut-sebut muncul dari berbagai peristiwa yang berperan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari Arsip Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berjudul “Sejarah Singkat Jubileum Sulawesi Selatan”, tanggal 19 merupakan tanggal simbolis pengakuan bahwa Sulawesi Selatan merupakan bagian tak terpisahkan dari negara kesatuan Republik Indonesia. Hal itu ditandai dengan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945.

Monumen Ikonik dan Bersejarah di Indonesia

Monumen Ikonik dan Bersejarah di Indonesia

Indonesia tidak hanya terkenal dengan keanekaragaman hayati dan tradisi yang kaya, tetapi juga memiliki banyak monumen bersejarah dan simbolis.

Untuk mempelajari sejarah Indonesia dan kisah Indonesia, berliburlah bersama keluarga di sebuah bangunan bersejarah.

Monumen ikonik dan bersejarah di Indonesia

 

Di bawah ini adalah beberapa monumen bersejarah dan ikon Indonesia yang harus Anda kunjungi pada liburan Anda untuk belajar tentang sejarah Indonesia dan apa yang terjadi pada waktu itu.

 

1. Monumen Lima Benua (Ground Zero)

 

Lokasi: Jl. Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

Monumen yang disebutkan di situs tersebut terletak di lokasi ledakan bom.

Bagian yang paling menonjol dari monumen ini adalah “Kayonan”. Bentuknya menyerupai lembaran putih besar yang melambangkan alam semesta beserta isinya. Di bagian bawah adalah prasasti yang mencantumkan semua korban yang tewas dalam tragedi ini dan kebangsaan mereka.

Monumen ini mengingatkan kita pada peristiwa yang sangat mengerikan dari bom Kuta Bali yang terjadi pada malam Sabtu 12 Oktober 2002, tepatnya di Jalan Legian Kuta. Kecelakaan tersebut mengakibatkan 202 kematian, 324 kematian dan luka berat di 22 negara.

Pemasangan monumen ini bertujuan untuk menciptakan suasana positif untuk hidup bersama dalam damai, damai dan keamanan.

 

2. Monumen Nasional

Monumen Ikonik dan Bersejarah di Indonesia

Lokasi: Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tujuan pembangunan tugu Monas ini, sebagaimana dikutip dari situs resmi Badan Sertifikasi DKI Jakarta Kadin kasikadindkijakarta.or.id, adalah untuk memperingati kelanjutan perjuangan di Indonesia yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945. .

Ini juga merupakan cara untuk menginspirasi patriotisme bagi generasi sekarang dan mendatang.

 

3. Monumen Kembalinya Kaki (Monjali)

 

Lokasi: Jl. Ring Road Utara, Jongkang, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Monumen Kembalinya Yogyakarta (Monjali) dibangun untuk memperingati kembalinya kota Yogyakarta ke ibukota Indonesia yang diduduki Belanda.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 29 Juni 1949.

 

4. Monumen Pers Nasional

 

Lokasi: Jl. Gajahmada n. 59, Timran, Kechi. Banjarsari, sebuah kota di Surakarta, Jawa Tengah.

Monumen Pers Nasional yang disebutkan dalam situs resmi Monumen Pers Nasional adalah museum yang menyimpan bahan-bahan sejarah yang berkaitan dengan pers.

Dari koran dan majalah bekas, koleksi benda-benda seperti mesin tik, pemancar radio dan kamera, hingga memorabilia dari jurnalis penting nasional.

 

5. Monumen Paragan Ambarawa

 

Lokasi: Manajer Jl. Sugiyopranot, Panjang Lol, Panjang, Kek. Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menurut cerita yang dikutip di situs resmi Kantor Borobudur, monumen itu didirikan untuk memperingati Pertempuran 12-15 Desember 1945.

Sebagai simbol keberanian, Museum Isdiman dibangun di atas tugu untuk mengenang jasa seorang letnan. Isdimana hingga tewas dalam pertempuran antara dua desa di persawahan Ambarawa.

Letnan Kolonel Isdiman adalah Panglima Divisi 5 Vanumas, yang sekarang dikenal sebagai Jenderal Soedirman.

Lima Budaya Pulau Jawa yang Terkenal Dengan Unsur Magis

Lima Budaya Pulau Jawa yang Terkenal Dengan Unsur Magis

Salah satu aspek menarik dari budaya yang berkembang di masyarakat Indonesia adalah budaya yang mengandung unsur magis. Tentu saja, ada banyak alasan mengapa budaya ini memiliki budaya seperti itu. Kami mulai dengan menerapkan keyakinan lama pada persepsi orang dan mengidentifikasi bahwa mereka layak untuk dikembangkan.

Salah satu kesenian dan budaya yang menarik dan misterius adalah kesenian yang berasal dari Jawa ini. Terkenal dengan unsur mistisnya, kesenian ini tetap eksis. Apa itu? Berikut adalah daftarnya.

  1. Reog Ponorogo

Berasal dari logo phono di Jawa Timur, tarian leog phono logo paling terkenal dengan unsur magisnya. Sering dipentaskan di acara-acara tradisional dan hiburan, Tarian Leog dikenal dengan keterampilan menarinya yang dapat membawa topeng tari dengan berat hingga 50-70 kilogram. Banyak yang menduga mereka menggunakan unsur supranatural karena penari bisa bergerak tanpa terlihat berat saat mencapai angka tersebut.

Jadi dulu, orang-orang terutama anak-anak takut menari. Hal ini dikarenakan banyak orang tua yang melarangnya karena takut dirasuki arwah. Namun berkat penggemar legenda lokal, yang digambarkan Leog sebagai tarian duniawi ilmu Canulagan, orang tua telah mengizinkan anak-anak mereka untuk berpartisipasi dalam melestarikan budaya ini.

  1. Kuda Lumping

Lima Budaya Pulau Jawa yang Terkenal Dengan Unsur Magis

Kuda Lumping merupakan kesenian tradisional yang berkembang di Indonesia (Jawa) sejak zaman kerajaan Hindu. Pada zaman kerajaan, tari merupakan elemen penting dalam semua upacara yang berhubungan dengan spiritualitas dan sarana komunikasi dengan leluhur. Dengan demikian, Kuda Lumping merupakan bentuk kesenian Jawa kuno yang mengandung kekuatan magis.

Hal yang menarik dari Tari Kudalamp adalah memiliki lebih dari satu penari dalam jiwanya. Penari kesurupan biasanya memiliki kekebalan fisik, seperti menghindari pukulan fisik dengan benda keras dan mencakar dengan senjata berbilah. Rasa sakitnya semakin meningkat dan beberapa penari memakan gelas dan silet.

  1. Tari Ronggeng

Berasal dari Jawa Barat, tarian ini terkenal dengan unsur mistisnya. Hal ini terkait dengan kematian karena digunakan untuk membalas dendam.

Salah satu cerita lokal tentang awal mula tari Ronggeng adalah tentang seorang putri yang ditinggalkan mati untuk idolanya. Wanita itu meratapi kematian kekasihnya dan terus menangis selama berhari-hari sampai dia mencium aroma yang sangat kuat.

  1. Seni Dev

Kesenian ini konon sudah muncul sejak abad ke-16, dan saat itu menjadi tempat yang membangkitkan semangat juang masyarakat Banten. Di Devas Art, penyelenggara acara ini sering berkata, “Saya tidak peduli dengan Saelm Sagurura.” Artinya, para ilmuwan dan profesor tidak boleh ikut campur.

Presenter sangat menyadari bahwa atraksi itu berbahaya. Anda dapat memotong bagian tubuh Anda dengan pisau, menusuk Anda dengan tombak, menusuk kulit Anda sampai tertusuk jarum, menggulung gelas, membakar diri, atau memakan api. Semua pesona ini tidak menyakitkan.

  1. Tari Sintren

Berasal dari pantai utara Jawa, tarian ini terkenal dengan unsur magisnya. Penari harus menjaga kesucian dengan berpuasa. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk memudahkan proses memasukkan jiwa ke dalam tubuh wanita yang menyebabkannya.

Sebelumnya, seni tari Sintren dilakukan pada saat-saat tenang malam bulan purnama, karena dikaitkan dengan roh halus yang masuk ke dalam penari. Banyak cerita yang menceritakan tentang tarian ini. Misalnya, cinta antara Ki Joko Bahu dan Rantamsari tidak disetujui oleh Raja Mataram Sultan Agung.