Pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung tidak lebih dari tiga tahun. Kelemahan Belanda di Indonesia terjadi pada awal Perang Dunia II, sehingga pada bulan Mei 1940 Belanda berhasil diduduki oleh (Nazi) Jerman. Hal ini disiagakan oleh pemerintah Hindia Belanda. Belanda kemudian bernegosiasi dengan Jepang untuk akses bahan bakar jet, tetapi negosiasi gagal karena Jepang ingin menguasai Asia Tenggara.
Pasukan Jepang akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Belanda pada Maret 1942. Pendudukan Jepang atas Republik Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir setelah Ir Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan dari Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia hal yang berbeda dengan masa penjajahan sebelumnya, terlihat perbedaan inisiatif pemerintah Jepang untuk membuat sebuah organisasi bernama BPUPKI. Landasan organisasi ini adalah untuk mengkaji upaya kemerdekaan Indonesia. Setelah diketahui bahwa badan tersebut telah melaksanakan tugasnya, dibentuk badan lain yang selanjutnya disebut PPKI.
Tujuan didirikannya organisasi ini selanjutnya dikembangkan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sub topik yang dibahas tentang sejarah penjajahan Jepang di Indonesia antara lain:
Garis Besar Kolonialisme Jepang di Indonesia
Embargo minyak yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Jepang menyebabkan Jepang menguasai kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. Minyak adalah sumber daya alam yang dibutuhkan Jepang baik untuk keperluan militer maupun industri. Untuk menguasai kawasan Asia Tenggara, Jepang harus sekaligus mengambil alih negara-negara seperti Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.
Panglima Angkatan Laut Jepang Laksamana Yamamoto kemudian berencana melakukan dua operasi besar untuk menguasai kawasan Asia Tenggara. Serangan pertama terhadap Amerika Serikat terjadi secara tak terduga di Pearl Harbor, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Dalam serangan pertama ini, kekuatan 11 kapal perusak, 6 kapal induk, dan 1.400 pesawat tempur digunakan.
Operasi kedua kemudian melancarkan serangan ke daerah jajahan Malaysia/Singapura, Filipina dan Jawa. Pasukan yang didatangkan adalah sisa-sisa tentara dan marinir Jepang, termasuk 11 divisi infanteri, 7 batalyon tank, dan 800 pejuang. Kedua operasi harus diselesaikan dalam waktu 150 hari.
Saat penyerangan ke Pearl Harbor, pasukan kolonial Jepang berhasil menenggelamkan 2 kapal perang dan merusak 6 kapal perang AS lainnya. Selain itu, serangan itu juga menghancurkan ratusan jet tempur, menewaskan lebih dari 2.300 orang, dan melukai ribuan tentara Amerika.
Namun, target utama, kapal induk AS, berhasil selamat karena ketiga kapal tersebut tidak berada di Pearl Harbor pada saat penyerangan. Setelah Jepang menyerang Amerika Serikat pada tanggal 8 Desember 1941, melalui Kongres, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Serangan-serangan berikutnya di Samudra Pasifik, khususnya di Hindia Belanda, ditujukan untuk menguasai sumber-sumber minyak yang ada. Karena pada saat itu, Jepang sangat membutuhkan pasokan minyak yang besar untuk dapat berperang dan memasok industri Jepang setelah embargo.
Perang di kawasan ini juga berdampak besar terhadap kemerdekaan negara-negara di kawasan Asia Timur, termasuk Republik Indonesia. Itulah beberapa latar belakang peristiwa sejarah penjajahan Jepang di Republik Indonesia.
Baca Juga : Daftar Peristiwa Sejarah Di Indonesia Sejak Era Penjajahan
Invasi Jepang ke wilayah Indonesia
Mencoba membangun kerajaan di Asia, Jepang berperang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941, 5 jam setelah penyerangan Pearl Harbor, Gubernur Jenderal Belanda, T. van S. Stachouwer, menyatakan perang terhadap penjajah Jepang. Pada tanggal 11 Januari 1942, pasukan Jepang tampaknya telah mendarat di Tarakan di Kalimantan Timur, dengan pasukan Belanda menyerah pada hari berikutnya.
Pada tanggal 24 Januari 1942, Jepang juga berhasil menguasai sumber minyak kedua, yaitu daerah Balikpapan. Daerah berikut telah berhasil diselidiki: Pontianak, Samarinda, Kotabangun dan Banjarmasin. Sementara itu, pada 14 Februari 1942, pasukan terjun payung berhasil mendarat di Palembang di Sumatera Selatan.